Masuki Tahun Keempat, Kemenag Pantau Penerima Beasiswa 5000 Doktor

By Admin

nusakini.com--Program 5000 doktor yang digagas Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) sudah memasuki tahun keempat. Ribuan mahasiswa S3 kini sedang belajar dan menyelesaikan studinya di berbagai perguruan tinggi, dalam dan luar negeri. 

Data Diktis menyebutkan, pada tahun 2017 misalnya, Kemenag memberi beasiswa doktoral kepada 411 mahasiswa di 19 UIN (Universitas Islam Negeri) dan IAIN (Institut Agama Islam Negeri) di Indonesia. Jumlah ini belum termasuk beasiswa bagi mahasiswa S3 di Luar Negeri, antara lain: Australia, Jerman, Perancis, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat. 

Untuk mengetahui progres belajar mereka, tim Diktis melakukan pemantauan di masing-masing kampus, utamanya di UIN dan IAIN. Salah satunya adalah di UIN Sutan Syarif Kasim, Riau. Para penerima beasiswa program 5000 doktor angkatan 2015-2017 dikumpulkan dalam acara Pembinaan Peserta Program di Gedung Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 

Selain untuk kordinasi, pertemuan ini penting dalam rangka evaluasi dan supervisi. “Setiap tahun kita mengumpulkan mahasiswa penerima Beasiswa Program 5000 Doktor Kemenag untuk mengetahui perkembangan studi dan mengevaluasi secara keseluruhan,” kata Direktur Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim Ilyas Husti belum lama ini.

“Saya akan panggil satu persatu dan menanyakan sudah sampai dimana proses studi mahasiswa kandidat doctoral,” ucapnya. 

UIN Syarif Kasim menerima mahasiswa program 5000 doktor sejak 2014. Saat itu ada 12 mahasiswa penerima program, dan lima di antaranya lulus. Sisanya, saat ini dalam proses persiapan ujian tertutup.  

Untuk angkatan 2015 ada 14 penerima beasiswa. Semuanya sudah selesai seminar proposal dan ujian kualifikasi. Sedangkan angkatan 2016 ada 24 mahasiswa yang rata-rata sudah tahap seminar proposal. “Mahasiswa baru angkatan 2017 ada 15 orang, baru satu bulan menjalani proses pekuliahan,” tutur Ilyas.  

Kementerian Agama menanggung seluruh proses studi S3 dalam negeri yang meliputi biaya pendidikan, biaya mahasiswa, dan biaya pengelolaan program. Dari komponen biaya yang ada, Ilyas memandang perlu penambahan komponen lain, yaitu: untuk Program Sandwich-S3 Luar Negeri. “Dari 6 semester, minimal 1 sementer atau 1 bulan, mahasiswa diberangkatkan ke luar negeri melalui program Sandwich-S3,” harap Ilyas.  

Langkah itu perlu ditempuh, lanjut Ilyas, untuk penguatan kualitas, mutu, dan menambah pengalaman calon doktor agar sekembalinya menjadi dosen di perguruan tinggi masing-masing memiliki nilai tambah. 

Kegiatan monitoring dan pembinaan Penerima Beasiswa 5000 Doktor Diktis diselenggarakan serentak pada minggu ke-2 Oktober 2017. Di antara petugas Diktis yang diturunkan adalah Ahmad Syafii ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Abdullah Hanif ke UIN Walisongo Semarang, M. Adib Abdusshomad ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Effi ke UIN Sumatera Utara dan Ahmad Sugiyono ke UIN Sultan Syarif Kasim Riau. (p/ab)